Definition List

Kamis, 26 November 2015

Pests and Diseases


1.    HAMA
a.         Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Gejalanya yaitu nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan sel-sel daun secara berkelompok dipermukaan daun muda,  kutu menghasilkan embun madu yang merangsang tumbuhnya jamur hitam, daun menjadi mengkerut, keriting, dan terlambat berbunga. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan dengan sanitasi kebun, pengaturan jarak tanam, menggunakan musuh alami coccinellidae lycosa, dengan penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter, Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali,  Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air.
b.         Tungau, Spinder mite, cambuk merah (panonychus Ulmi)
Gejalanya yaitu menyerang daun dengan menghisap cairan sel-sel daun, menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, dan mengering, pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat. Adapun pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musah alami coccinellidae dan lycosa,  penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar dengan interval 2 minggu.
c.         Trips
Gejalanya yaitu menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda,  pada daun terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal, daun pada ujung tunas mengering dan gugur,  pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat, penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a.Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
d.        Ulat daun (Spodoptera litura)
Gejalanya yaitu menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang daun. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanik dengan membuang telur-telur pada daun dan  dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
e.         Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)
Gejalanya yaitu menyerang pada segala waktu atau saat keadaan berawan, menyerang daun muda, tunas dan buah buah dengan cara menhisap cairan sel, daun yang terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris,  tunas yang terserang menjadi coklat, kering dan akhirnya mati, serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose. Adapun pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah dan penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan pada sore atau pagi hari.
f.          Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Gejalanya yaitu menyerang daun tua dan muda, tanaman yang terserang tinggal tulang daundaunnya dengan kerusakan 30%. Adapun pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun dan penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) dan Matador 25 EC.

2.    PENYAKIT
a.         Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Gejalanya yaitu pada daun atas tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah, serta  pada buah berwarna coklat, berkutil coklat. Adapun pengendalian dengan memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar dan dengan menyemprotkan fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.
b.         Penyakit bercak daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejalanya yaitu  pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Adapun pengendalian dengan mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar, dan disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
c.         Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
Gejalanya yaitu menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), dan buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair dan warna buah pucat. Adapun pengendalian dengan cara tidak memanen buah terlalu masak, mengurangi kelembapan kebun, membuang bagian yang sakit, pengerokkan batang yang sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz, dan disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
d.        Busuk buah (Gloeosporium Sp.)
Gejalanya yaitu bercak kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Adapun pengendalian yaitu dengan tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
e.         Busuk akar (Armilliaria Melea)

Gejalanya yaitu menyerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun, gugur, dan kulit akar membusuk. Adapun pengendalian dengan eradifikasi yaitu membongkar/mencabut tanaman yang terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tidak ditanami minimal 1 tahun.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung dan berkomentar ^_^