1.
HAMA
a.
Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Gejalanya
yaitu nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan sel-sel daun
secara berkelompok dipermukaan daun muda,
kutu menghasilkan embun madu yang merangsang tumbuhnya jamur hitam, daun
menjadi mengkerut, keriting, dan terlambat berbunga. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan dengan sanitasi kebun, pengaturan
jarak tanam, menggunakan musuh alami coccinellidae lycosa, dengan penyemprotan Supracide
40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter, Supracide 40 EC
dalam 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali, Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis
0,125-0,250 cc/liter air.
b.
Tungau, Spinder mite, cambuk merah
(panonychus Ulmi)
Gejalanya
yaitu menyerang daun dengan menghisap cairan sel-sel daun, menimbulkan bercak
kuning, buram, cokelat, dan mengering, pada buah menyebabkan bercak
keperak-perakan atau coklat. Adapun pengendalian
dapat dilakukan dengan menggunakan musah alami coccinellidae dan lycosa, penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2
cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar
dengan interval 2 minggu.
c.
Trips
Gejalanya
yaitu menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda, pada daun terlihat berbintik-bintik putih,
kedua sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal, daun pada
ujung tunas mengering dan gugur, pada
daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang
telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu
rapat, penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a.Methomyl)
dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2
cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
d.
Ulat daun (Spodoptera litura)
Gejalanya
yaitu
menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang
daun. Adapun pengendaliannya dapat
dilakukan secara mekanik dengan membuang telur-telur pada daun dan dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC
(b.a Metamidofos) dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
e.
Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)
Gejalanya
yaitu menyerang pada segala waktu atau saat keadaan berawan, menyerang daun muda,
tunas dan buah buah dengan cara menhisap cairan sel, daun yang terserang
menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris, tunas yang terserang menjadi coklat, kering
dan akhirnya mati, serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak
coklat, nekrose. Adapun pengendalian
dapat dilakukan secara mekanis dengan cara pengerondongan atap
plastik/pembelongsongan buah dan penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate
25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan pada sore atau
pagi hari.
f.
Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa
Walker)
Gejalanya
yaitu menyerang daun tua dan muda, tanaman yang terserang tinggal tulang
daundaunnya dengan kerusakan 30%. Adapun
pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang telur-telur
yang biasanya diletakkan pada daun dan penyemprotan insektisida seperti:
Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) dan Matador 25 EC.
2.
PENYAKIT
a.
Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Gejalanya
yaitu pada daun atas tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah,
serta pada buah berwarna coklat,
berkutil coklat. Adapun pengendalian
dengan memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar dan dengan
menyemprotkan fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau
Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah
perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.
b.
Penyakit bercak daun (Marssonina
coronaria J.J. Davis)
Gejalanya
yaitu pada daun umur 4-6 minggu setelah
perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas
timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian
gugur. Adapun pengendalian dengan
mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan
dibakar, dan disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis
1000-2000 gram/ha sejak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 minggu
sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5
gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4
minggu.
c.
Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
Gejalanya
yaitu menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan
cairan), dan buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair
dan warna buah pucat. Adapun
pengendalian dengan cara tidak memanen buah terlalu masak, mengurangi
kelembapan kebun, membuang bagian yang sakit, pengerokkan batang yang sakit
lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz,
dan disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
d.
Busuk buah (Gloeosporium Sp.)
Gejalanya
yaitu bercak kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Adapun pengendalian yaitu dengan tidak
memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air
untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
e.
Busuk akar (Armilliaria Melea)
Gejalanya
yaitu menyerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun,
gugur, dan kulit akar membusuk. Adapun
pengendalian dengan eradifikasi yaitu membongkar/mencabut tanaman yang
terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tidak ditanami minimal 1 tahun.