Definition List

Apple tree in Malang city

Malang adalah salah satu daerah penghasil Apel terbesar di Malang

Hasil Olahan Apel

Yuk, belajar mengenali Buah Lokal, di Malang ada Apel Batu.

Yuk, budayakan makan buah

Buah Lokal akan lebih segar karena waktu antara penjual dan konsumen akan lebih singkat daripada buah impor

Apple Cider Vinegar

Delicious and healthy

Buah-Buahan Tropis Indonesia

Buah-buahan tropis sangat melimpah di Indonesia

Senin, 21 Desember 2015

budidaya apel



selamat siang, dunia. Buat yang butuh referensi tentang buah apel silakan download link-link berikut :
1. pohon apel masih berbuah lebat
2. Dampak perubahan iklim pada budidaya apel
3. budidaya apel deptan
4. kelembagaan pemasaran apel organik
5. budidaya apel terganggu?


Minggu, 20 Desember 2015

the world's healtiest food

  • The phytonutrients in apples can help you regulate your blood sugar. Recent research has shown that apple polyphenols can help prevent spikes in blood sugar through a variety of mechanisms. Flavonoids like quercetin found in apples can inhibit enzymes like alpha-amylase and alpha-glucosidase. Since these enzymes are involved in the breakdown of complex carbohydrates into simple sugars, your blood sugar has fewer simple sugars to deal with when these enzymes are inhibited. In addition, the polyphenols in apple have been shown to lessen absorption of glucose from the digestive tract; to stimulate the beta cells of the pancreas to secrete insulin; and to increase uptake of glucose from the blood via stimulation of insulin receptors. All of these mechanisms triggered by apple polyphenols can make it easier for you to regulate your blood sugar.
  • Even though apple is not an excellent source of dietary fiber (it ranks as a "good" source in our WHFoods Rating System), the fiber found in apple may combine with other apple nutrients to provide you with the kind of health benefits you would ordinarily only associate with much higher amounts of dietary fiber. These health benefits are particularly important in prevention of heart disease through healthy regulation of blood fat levels. Recent research has shown that intake of apples in their whole food form can significantly lower many of our blood fats. The fat-lowering effects of apple have traditionally been associated with its soluble fiber content, and in particular, with the soluble fiber portion of its polysaccharide component known as pectins. What we now know, however, is that whole apples only contain approximately 2-3 grams of fiber per 3.5 ounces, and that pectins account for less than 50% of this total fiber. Nevertheless, this relatively modest amount of pectins found in whole apples has now been shown to interact with other apple phytonutrients to give us the kind of blood fat lowering effects that would typically be associated with much higher amounts of soluble fiber intake. In recent comparisons with laboratory animals, the blood fat lowering effects of whole apple were shown to be greatly reduced when whole apples were eliminated from the diet and replaced by pectins alone. In summary, it's not fiber alone that explains the cardiovascular benefits of apple, but the interaction of fiber with other phytonutrients in this wonderful fruit. If you want the full cardiovascular benefits of apples, it's the whole food form that you'll want to choose. Only this form can provide you with those unique fiber-plus-phytonutrient combinations.
  • The whole food form of apples is also important if you want full satisfaction from eating them. Researchers have recently compared intake of whole apples to intake of applesauce and apple juice, only to discover that people report less hunger (and better satiety, or food satisfaction) after eating whole apples than after eating applesauce or drinking apple juice. But especially interesting was an additional finding about calorie intake following apple consumption. When healthy adults consumed one medium-sized apple approximately 15 minutes before a meal, their caloric intake at that meal decreased by an average of 15%. Since meals in this study averaged 1,240 calories, a reduction of 15% meant a reduction of 186 calories, or about 60 more calories than contained in a medium apple. For these researchers, "getting ahead" in calories with a net reduction of 60 calories was a welcomed outcome of the study, and an extra benefit to their study's primary conclusion—the importance of whole apples (versus other more processed apple forms) in helping us manage our hunger and feeling more satisfied with our food.
  • Scientists have recently shown that important health benefits of apples may stem from their impact on bacteria in the digestive tract. In studies on laboratory animals, intake of apples is now known to significantly alter amounts of two bacteria (Clostridiales and Bacteriodes) in the large intestine. As a result of these bacterial changes, metabolism in the large intestine is also changed, and many of these changes appear to provide health benefits. For example, due to bacterial changes in the large intestine, there appears to be more fuel available to the large intestine cells (in the form of butyric acid) after apple is consumed. We expect to see future studies confirming these results in humans, and we are excited to think about potential health benefits of apple that will be related to its impact on bacterial balance in our digestive tract.

WHFoods Recommendations

Apples belong to the Rose family of plants and are joined in that family by a wide range of very popular foods, including apricots, plums, cherries, peaches, pears, raspberries, and almonds. Foods in the Rose family are simply too diverse in their nutrient value to allow for any one single recommendation about the number of servings that we should consume from this family on a weekly basis. However, when focusing specifically on apples, several anti-cancer studies show daily intake of this fruit to provide better anti-cancer benefits than lesser amounts. So there may be some truth to that old phrase, "An apple a day keeps the doctor away!" Still, we don't recommend that everyone eat one apple on a daily basis, given the wide variety of available fruits and the nutritional uniqueness of each type. But we do recommend that everyone eat at least 2-3 whole fresh fruits per day, or the equivalent of 2-3 cups' worth of fresh fruit. Within this framework, if apples are a type of fruit that you strongly prefer, there would be nothing wrong with consuming one on a daily basis, and you may get some special health benefits by doing so. 

source : http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=15
http://www.canstockphoto.com/illustration/nutrition.html

Rabu, 16 Desember 2015

THE POWER OF APPLE MALANG

Eh iya, kita belajar tentang bagusnya apel lokal kita yuk, terutama apel malang. Apa saja jenis apel yang ada di Malang??,  Jenis buah apel di Malang yaitu :
a. apel manalagi
Ini adalah buah apel yang paling sering kita jumpai kalau misalnya jalan-jalan ke Malang. Walaupun masih muda, kemanisanbuah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan jenis apel lainnya. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapatmenghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal Indonesia
b. Apel Rome beauty
Buahnya berwarna hijau merah. Bagian yang berwarna merah adalah bagian yang terkena sinar matahari. Rasanya segar dan manis-asam. Ukurannya bisa mencapai 300 gr
Bagaimana??? Apel lokal kita nggak kalah saing kan?? So…. Masih mau milih yang lain?? ^_^

(ElRovS)

Jumat, 04 Desember 2015

Mereka Juga Cinta Apel Lho 2

Hello, WORLD..


tim shinning apel datang lagi, kali ini yang kita posting terlebih dahulu tentang aksi kita pada masyarakat. Kita kampanyein nih, buah apel lokal malang. Sambil bagi-bagi sticker sama Buah Apel tentunya. Semoga aksi pencerdasannya tersampaikan ya sobat.


Mereka juga cinta Apel Lho





HALLO, DUNIA.
Selamat pagi.
Pagi ini tim aksi kita sudah bergerak
Bergerak kemana, seperti apa dan bagaimana, Yuk Intip artikel berikut...

Hari ini, 12 Desember 2015. Kita melakukan upaya pencerdasan pada anak-anak di salah satu SD di kota Malang. Disana kita membagikan apel dan sticker-sticeker. Tunggu aksi selanjutnya ya... 

Kamis, 26 November 2015

Pests and Diseases


1.    HAMA
a.         Kutu hijau (Aphis pomi Geer)
Gejalanya yaitu nimfa maupun kutu dewasa menyerang dengan mengisap cairan sel-sel daun secara berkelompok dipermukaan daun muda,  kutu menghasilkan embun madu yang merangsang tumbuhnya jamur hitam, daun menjadi mengkerut, keriting, dan terlambat berbunga. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan dengan sanitasi kebun, pengaturan jarak tanam, menggunakan musuh alami coccinellidae lycosa, dengan penyemprotan Supracide 40 EC (ba Metidation) dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter, Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengan interval penyemprotan 2 minggu sekali,  Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) dosis 0,125-0,250 cc/liter air.
b.         Tungau, Spinder mite, cambuk merah (panonychus Ulmi)
Gejalanya yaitu menyerang daun dengan menghisap cairan sel-sel daun, menimbulkan bercak kuning, buram, cokelat, dan mengering, pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau coklat. Adapun pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan musah alami coccinellidae dan lycosa,  penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air per hektar dengan interval 2 minggu.
c.         Trips
Gejalanya yaitu menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda,  pada daun terlihat berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung ke atas dan pertumbuhan tidak normal, daun pada ujung tunas mengering dan gugur,  pada daun meninggalkan bekas luka berwarna coklat abu-abu. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang telur-telur pada daun dan menjaga agar lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat, penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a.Methomyl) dengan dosis 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan dosis 2 cc/liter air pada sat tanaman sedang bertunas, berbunga, dan pembentukan buah.
d.        Ulat daun (Spodoptera litura)
Gejalanya yaitu menyerang daun, mengakibatkan lubang-lubang tidak teratur hingga tulang-tulang daun. Adapun pengendaliannya dapat dilakukan secara mekanik dengan membuang telur-telur pada daun dan  dengan penyemprotan seperti Tamaron 200 LC (b.a Metamidofos) dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).
e.         Serangga penghisap daun (Helopelthis Sp)
Gejalanya yaitu menyerang pada segala waktu atau saat keadaan berawan, menyerang daun muda, tunas dan buah buah dengan cara menhisap cairan sel, daun yang terserang menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris,  tunas yang terserang menjadi coklat, kering dan akhirnya mati, serangan pada buah menyebabkan buah menjadibercak-bercak coklat, nekrose. Adapun pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelongsongan buah dan penyemprotan dengan insektisida seperti Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC), yang dilakukan pada sore atau pagi hari.
f.          Ulat daun hitam (Dasychira Inclusa Walker)
Gejalanya yaitu menyerang daun tua dan muda, tanaman yang terserang tinggal tulang daundaunnya dengan kerusakan 30%. Adapun pengendalian dapat dilakukan secara mekanis dengan membuang telur-telur yang biasanya diletakkan pada daun dan penyemprotan insektisida seperti: Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) dan Matador 25 EC.

2.    PENYAKIT
a.         Penyakit embun tepung (Powdery Mildew)
Gejalanya yaitu pada daun atas tampak putih, tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah, serta  pada buah berwarna coklat, berkutil coklat. Adapun pengendalian dengan memotong tunas atau bagian yang sakit dan dibakar dan dengan menyemprotkan fungisida Nimrod 250 EC 2,5-5 cc/10 liter air (500liter/Ha) atau Afugan 300 EC 0,5-1 cc/liter air (pencegahan) dan 1-1,5 cc/liter air setelah perompesan sampai tunas berumur 4-5 minggu dengan interval 5-7 hari.
b.         Penyakit bercak daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)
Gejalanya yaitu  pada daun umur 4-6 minggu setelah perompesan terlihat bercak putih tidak teratur, berwarna coklat, permukaan atas timbul titik hitam, dimulai dari daun tua, daun muda hingga seluruh bagian gugur. Adapun pengendalian dengan mengatur jarak tanam tidak terlalu rapat, bagian yang terserang dibuang dan dibakar, dan disemprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, dosis 1000-2000 gram/ha sejak 10 hari setelah rompes dengan interval 1 minggu sebanyak 10 aplikasi atau Delseme MX 200 2 gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air sejak umur 4 hari setelah rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.
c.         Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
Gejalanya yaitu menyerang batang/cabang (busuk, warna coklat kehitaman, terkadang mengeluarkan cairan), dan buah (becak kecil warna cokelat muda, busuk, mengelembung, berair dan warna buah pucat. Adapun pengendalian dengan cara tidak memanen buah terlalu masak, mengurangi kelembapan kebun, membuang bagian yang sakit, pengerokkan batang yang sakit lalu diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz, dan disemprot Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.
d.        Busuk buah (Gloeosporium Sp.)
Gejalanya yaitu bercak kecil cokelat dan bintik-bintik hitam berubah menjadi orange. Adapun pengendalian yaitu dengan tidak memetik buah terlalu masak dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.
e.         Busuk akar (Armilliaria Melea)

Gejalanya yaitu menyerang tanaman apel pada daerah dingin basah, ditandai dengan layu daun, gugur, dan kulit akar membusuk. Adapun pengendalian dengan eradifikasi yaitu membongkar/mencabut tanaman yang terserang beserta akar-akarnya, bekas lubang tidak ditanami minimal 1 tahun.

Sabtu, 21 November 2015

Teknologi Produksi Buah Apel


TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN APEL (Malus domestica)

A. BUDIDAYA

1. Pembibitan
Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan biji, sedangkan perbanyakan vegetatif dilakukan dengan okulasi atau penempelan (budding), sambungan (grafting) dan stek.

2. Pengolahan Media Tanam
  • Persiapan

Persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
  • Pembukaan Lahan

Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal
  • Pengapuran
Pengapuran hanya dilakukan apabila ph tanah kurang dari 6.
  • Pemupukan
Pupuk yang diberikan pada pengolahan lahan adalah pupuk kandang sebanyak 20 kg per lubang tanam yang dicampur merata dengan tanah, setelah itu dibiarkan selama 2 minggu.

3. Teknik Penanaman
  • Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam yang ideal untuk tanaman apel tergantung varietas. Untuk varietas Manalagi dan Prices Moble adalah 3-3.5 x 3.5 m, sedangkan untuk varietas Rome Beauty dan Anna dapat lebih pendek yaitu 2-3 x 2.5-3 m.
  • Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam antara 50 x 50 x 50 cm sampai 1 x 1 x 1 m. Tanah atas dan tanah bawah dipisahkan, masing-masing dicampur pupuk kandang sekurangkurangnya 20 kg. Setelah itu tanah dibiarkan selama ± 2 minggu, dan menjelang tanam tanah galian dikembalikan sesuai asalnya.
  • Cara Penanaman
Penanaman apel dilakukan baik pada musim penghujan atau kemarau (di sawah). Untuk lahan tegal dianjurkan pada musim hujan.

4. Pemeliharaan Tanaman
  • Penjarangan dan penyulaman
  • Penyiangan
  • Pembubunan
Pembubunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah disekitar tanaman agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembubunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.
  • Perempalan/Pemangkasan
Bagian yang perlu dipangkas adalah bibit yang baru ditanam setinggi 80 cm, tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, knop yang tidak subur, cabang yang berpenyakit dan tidak produkrif, cabang yang menyulitkan pelengkungan, ranting atau daun yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat bentuk yang diinginkan(4-5 tahun).
  • Pemupukan
a) Pada musim hujan/tanah sawah
1. Bersamaan rompes daun (< 3 minggu). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1).
2. Melihat situasi buah, yaitu bila buah lebat (2,5-3 bulan setelah rompes. NPK (15-15-15) 1 kg/pohon atau campuran Urea, TSP dan KCl/ZK ± 1 kg/pohon (1:2:1)
b) Musim kemarau/tanah tegal
1. Bersamaan rompes tidak diberi pupuk (tidak ada air).
2. 2-3 bulan setelah rompes (ada hujan). NPK (15-15-15) 1-2 kg/pohon atau campuran Urea, TSP, dan KCl/ZK ± 3 kg/pohon (4:2:1). 
Selain itu perlu digunakan zat pengatur tumbuh Dormex sekali setahun setelah rompes (jangan sampai 10 hari setelah rompes) sebanyak 2600 liter larutan dengan dosisi 3 liter/200 literair.
  • Pengairan dan Penyiraman
  • Penyemprotan Pestisida
Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis ringan.
  • Pemeliharaan Lain
a) Perompesan
Perompesan dilakukan untuk mematahkan masa dorman didaerah sedang.
b) Pelengkungan cabang
Setelah dirompes dilakukan pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral, agar memacu pertumbuhan tunas yang berarti mamacu terbentuknya buah.
c) Penjarangan buah
Penjarangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah.
d) Pembelongsongan buah
Tujuan buah terhindar dari serangan burung dan kelelawar dan menjaga warna buah mulus.
e) Perbaikan kualitas warna buah
Peningkatan warna buah dapat dilakukan dengan bahan kimia Ethrel, Paklobutrazol, 2,4 D baik secara tunggal maupun kombinasi.

B. PANEN

1. Ciri dan Umur Panen
Umumnya, buah apel dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar, tergantung pada varietas dan iklim.
2. Cara Panen
Pemetikan apel dilakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempak untuk setiap kebun.
3. Periode Panen
Periode panen apel adalah enam bulan sekali berdasarkan siklus pemeliharaan yang telah dilakukan.
4. Prakiraan Produksi
Produksi buah apel sangat tergantung dengan varietas, secara umum produksi apel adalah 6-15 kg/pohon.

C. PASCA PANEN

1. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar, lalu dibawa dengan keranjang ke gudang untuk diseleksi.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas penyakit
dengan buah yang jelek atau berpenyakit. Penggolongan dilakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis varietas, ukuran dan kualitas buah.
3. Penyimpanan
Buah Apel dapat disimpan lebih lama dibanding dengan buahan lain. Untuk penyimpanan lebih lama (4-7 bulan), harus disimpan pada suhu minus 6-0 derajat C dengan precooling 2,2 derajat C.
4. Pengemasan dan Transportasi
Kemasan yang digunakan adalah kardus dengan ukuran 48 x 33 x 37 cm dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu diberi potongan kertas dan disusun miring (tangkai sejajar panjang kotak). Dasar kotak diisai 3-3 atau 2-2 atau berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.

Sumber: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS